KIBAS

 

SMKN 1 Kota Pekalongan, sebagai salah satu sekolah kejuruan favorit di Kota Pekalongan yang terletak dilokasi yang rawan banjir dan rob, dampak yang diakibatkannya sangat banyak dan sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah. Akses jalan menuju sekolah memang sudah ditinggikan, namun lingkungan sekolah beserta struktur bangunan sekolah masih sama, pernah terendam sampai lebih dari 50cm, sekolah pun libur hampir satu bulan lamanya. Banyak pencegahan yang telah dilakukan sekolah untuk mengurangi dampak banjir dan rob. Peninggian lingkungan menjadi salah satu cara cepat namun butuh biaya yang tidak banyak.

Skensa Green Environment (SGE) sebagai ekstrakulikuler yang berfokus kepada lingkungan merasa resah dan tergerak untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi dampak banjir dan rob. Setelah sering berdiskusi terkait banjir dan rob di sekolah, beberapa anggota SGE tercetus untuk memanfaatkan sampah daun yang lumayan banyak tersebar di lingkungan sekolah dan hanya dibuang atau dibakar setelahnya.

Eco Print, salah satu ide kegiatan yang diusulkan anggota SGE untuk memanfaatkan berbagai sampah daun yang tersebar di lingkungan sekolah. Dibantu Pak Eko yang sudah pernah melakukan Eco Print, SGE berdiskusi lebih lanjut terkait rencana kegiatan Eco Print yang ternyata tidak semudah dibayangkan teman-teman SGE dengan hanya menempelkan daun ke media kain. Singkat cerita setelah berdiskusi, teman-teman SGE sepakat untuk praktek Eco Print. Segala kebutuhan seperti media kain (Kaos / totebag / kain bekas), alat pukul (Palu / Batu) beserta daun mulai disiapkan. SGE sepakat melaksanakan praktek Eco Print pada 14 Februari 2023 yang juga didampingi pak Eko.

Saat Praktek banyak hal yang terjadi, seperti pemilihan daun yang salah, teknik pukul yang salah dan masih banyak yang lain. Namun banyak pembelajaran yang dapat diambil, seperti tuturan Pembina SGE baru, Ibu Luthfi, “Senang rasanya bisa belajar ecoprint bersama member SGE, semua antusias mengikutinya.  dengan latihan pembuatan ecoprint ini diharapkan anggota SGE bisa lebih terampil,kreatif, bisa mereuse & merecycle pakaian yang sudah hampir dijadikan ‘sampah’ bisa digunakan lagi dengan motif yang unik dan membantu mengurangi sampah”.

Sedangkan kesan – kesan praktek Eco Print menurut teman SGE, Nadiya Aszara, “Pertama kali bikin ecoprint ga punya ekspetasi langsung jadi tapi ternyata langsung jadi walaupun banyak  prosesnya dari pounding ampe tangan keluar otot biar hasilnya sempurna tapi seru juga si  wkwk apalagi waktu ngelopekin daun beuhh harus sabar poll biar keluar warnanya sampe di cuci pake air tawas terus dijemur 2 jam tapi keren hasilnya walaupun prosesnya lama sih xixi. Baru tau juga ternyata teknik bikin ecoprint juga banyak gacuma di pounding doang dikukus, difermentasi juga bisa ternyata wkwk. Terus baru tau ternyata gasemua daun bisa buat ecoprint cuma daun tertentu yang baune tajam. Tapi bunga telang ternyata juga bagus dibikin ecoprint ga cuma bunga telang doang sih kayae tapi lainnya juga bisa kalo ada pigment warna kuat. Di bikin di totebag bagus juga ternyata keren gada yg nyamain motifnya good sekali. Kapan kapan bikin di baju gasih mas biar keren orang” jadi pada tau ecoprint tuh ada dan bagus banget”.

Tindak lanjut setelah kegiatan Eco Print, teman-teman SGE akan melakukan Eco Print secara mandiri mengajak teman-teman lain yang tidak ikut SGE dan praktek di rumah masing-masing. Mereka juga ingin mencoba berbagai jenis daun yang berbeda beserta jenis media yang lain. Kemudian SGE berencana membuat pameran hasil karya dari teman-teman SGE.

kemitraan
Author: kemitraan