KIBAS

Pada Rabu, 27 Maret 2024, Pokja PI Kelurahan Padukuhan Kraton mengadakan Sosialisasi Sistem Verticultur dan Irigasi Tetes sebagai Metode Alternatif Pertanian Cerdas Iklim bertempat di Kebun Utari Jalan Manunggal 2 RT 2 RW 1 Kelurahan Padukuhan Kraton. Sosialisasi dihadiri oleh 21 peserta (7 laki-laki dan 14 perempuan) terdiri dari perwakilan Pokja PI, perangkat kelurahan (Lurah), LPM, Rumah Data, dan pegiat pertanian sekala rumah tangga di Kelurahan Padukuhan Kraton.

Widya Putry Nugroho, Lurah Padukuhan Kraton, menyempatkan hadir dan sekaligus membuka acara sosialisasi, Putry berharap dengan adanya contoh instalasi irigasi tetes di Kebun KT Utari semoga ditengah kesibukan dan keterbatasan lahan di tengah perkotaan warga bisa temotivasi untuk bertani di rumah. Dengan sistem seperti ini penyiraman lebih mudah, hemat tenaga, dan waktu. Selain itu Putry juga mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan dari Kemitraan, Pokja PI, serta KT Utari yang telah memfasilitasi pembuatan instalasi sampai dengan terlaksanannya sosialisasi.

Materi sosialisasi disampaikan oleh Slamet seorang praktisi pertanian dari Kelompok Tani Utari. Ia menyampaikan bahwa vertikultur merupakan metode pertanian atau bercocok tanam kearah vertical atau bertingkat. Vertikultur dilakukan menggunakan struktur atau model wadah tertentu sesuai dengan kondisi tempat dan keinginan. “seperti yang bapak/ibu lihat disini ada yang menggunakan rak susun dan juga pot gantung” tutur Slamet.

Sistem budadaya pertanian secara vertikultur atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. “Seperti yang kita ketahui bersama disamping wilayah kita disamping merupakan perkotaan dan pemukiman yang padat sehingga lahan pertanian terbatas tantangan selanjutnya adalah wilayah kita sangat rawan terjadi banjir dan rob sehingga metode ini bisa menjadi alternative baik menggunakan rak maupun digantung “ ujar Slamet.

Sambil mensimulasikan irigasi tetes dengan membuka stop kran Slamet juga menyampaikan bahwa sistem irigasi tetes adalah metode penyiraman yang memanfaat gaya grafitasi air dari tandon turun melalui selang/pipa kemudian sampai ke media tanam. Sistem irigasi ini memiliki kelebihan untuk mempermudah dalam penyiraman tanaman, hemat tenaga, hemat air serta dengan waktu yang singkat (sekitar 3 menit) sudah dapat mengairi sekitar lebih dari 100 pot/polibag media tanam.

Teguh, salah satu peserta, menanyakan saat air keluar dari pipa tadi air hanya menyiami ke media tanah tidak ke daun apa itu tidak masalah? Kemudian Slamet menjelaskan tidak masalah akar akan menyerap air dari tanah ke daun.

Di media pot gantung Kebun Utari memanfaatkan botol gallon air mineral, sistem tanam dilakukan secara tumpang sari yaitu di bagian atas pot ditanami cabai sedangkan bagian bawah pot ditanemi terong dan dibagian tanah ditanami ubi jalar. “nanti apa tidak terjadi rebutan nutrisi Pak Slamet” tanya Endang perwakilan dari PKK. Slamet menjawab bahwa nutrisi bisa diatur dan dipenuhi dengan pemberian pupuk yang teratur dan terukur.

Di akhir acara lurah menyampaikan harapannnya agar sistem vertikultur dan irigasi tetes ini dapat dikembangkan di level rumah tangga dengan alat dan bahan yang lebih sederhana dengan biaya yang terjangkau. Acara ditutup dengan foto bersama.