KIBAS

Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian global, regional, maupun lokal. Dampak perubahan iklim sangat terasa nyata, diantaranya adalah kekeringan yang disebabkan oleh musim kemarau berkepanjangan, dan banjir akibat dari anomali musim. Kekeringan memberikan dampak negatif terhadap berbagai sektor, salah satunya pertanian. Kekeringan berkepanjangan menyebabkan kurangnya pasokan air untuk irigasi lahan pertanian, mengakibatkan gagal panen dan penurunan produktivitas pangan.

Sementara bencana banjir menyebabkan banyak lahan pertanian produktif tergenang, sehingga ikut memberikan sumbangan pada penurunan luas lahan pertanian yang memperparah penurunan produktivitas pangan.

 

Dalam upaya meningkatkan produksi dan ketahan pangan, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) bersama Kodim 0710/Pekalongan melakukan uji coba pembukaan lahan pertanian pasca tergenang bencana rob di wilayah Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara.

Uji coba penanaman padi pada lahan seluas 5 Ha (dari total 95 Ha lahan yang potensial kembali ditanami) yang sebelumnya merupakan lahan pertanian  tergenang banjir rob selama kurang lebih 10 tahun, dilakukan pada Kamis (20/06/2024) secara simbolis oleh Walikota Pekalongan H. A. Afzan Arslan Djunaid, S.E., M.M. bersama Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya, S.Sos., M.Han dan Kepala Dinperpa Lili Sulistyawati, S.Pi.,M.Si.

Namun karena kondisi tanah yang tingkat salinitasnya masih tinggi akibat bertahun-tahun terendam air asin, proses uni coba penanaman menggunakan varietas padi yang tahan salin. Padi Biosalin merupakan varietas padi yang toleran terhadap tingkat salinitas tinggi hingga 15 ppt.

Sebelumnya, Dinperpa melakukan kunjungan ke Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BPSIP Biogen) Bogor untuk menambah wawasan dalam mengaplikasikan dan implementasi pengembangan padi Biosalin. Dalam kunjungan ini BPSIP Biogen memberikan varietas padi unggulnya kepada Dinperpa Kota Pekalongan, yaitu padi Biosalin 1 dan padi Biosalin 2 yang akan dikembangkan di lahan pertanian bekas terdampak banjir rob. Dengan pemilihan benih yang tepat, diharapkan hasil panen bisa optimal sehingga dapat meningkatkan produksi pangan di Kota Pekalongan.

Dalam pengembangan padi Biosalin di Kota Pekalongan, Dinperpa turut didampingi oleh mitra BPSIP Biogen yang telah berpengalaman penananman padi Biosalin. Langkah-langkah yang sudah dilakukan Dinperpa Kota Pekalongan bersama Kodim 0710/Pekalongan dalam pengembangan padi Biosalin hingga saat ini diantaranya adalah :
1. Pembukaan lahan yang diawali dengan penyemprotan menggunakan drone untuk membasi rumput liar di lahan pasca tergenang rob.
2. Peresmian Uji Coba Pembukaan Lahan Pertanian Pasca Tergenang Bencana Rob, oleh Walikota Pekalongan H. A. Afzan Arslan Djunaid, S.E., M.M. bersama Dandim 0710/Pekalongan Letkol Inf Rizky Aditya, S.Sos., M.Han dan Kepala Dinperpa Lili Sulistyawati, S.Pi.,M.Si.
3. Normalisasi saluran irigasi yang dilakukan oleh para penyuluh peretanian Dinperpa, para anggota Kodim 0710/Pekalongan, DPUPR, dan para kelompok tani binaan Dinperpa sebanyak 4-5 orang.
4. Pembajakan sawah menggunakan traktor yang dilakukan setelah irigasi ke lahan sawah sudah normal.
5. Menetralkan kondisi tanah dengan kapur pertanian (dolomit) dikarenakan tingkat pH tanah mencapai 7.9, tingkat salinitas dan nitrogen yang tinggi, dan tingkat P dan K nya sangat rendah.
6. Penyemaian benih padi Biosalin 1 dan Biosalin 2 yang nantinya akan ditanam di lahan ini sebanyak 125kg untuk Biosalin 2 dan 5 kg Biosalin 1 yang akan digunakan untuk pembibitan kembali.

Langkah berikutnya setelah penyemaian adalah penanaman padi di lahan sawah yang akan dilakukan setelah benih disemai selama 20 hingga 25 hari. Semoga dengan penanaman padi Biosalin ini dapat meningkatkan produksi pangan dan ketahanan pangan di Kota Pekalongan.

Dinperpa-Editor
Author: Dinperpa-Editor