Pak Miil merupakan seorang pejuang. Laki-laki paruh baya ini tinggal di Bandengan RT 04 RW 04 yang menggantungkan kehidupannya dari hasil tangkapan ikan.
Sejak matahari terbit, Pak Miil mulai berangkat dengan perahu kecilnya yang setia menemani dari sendiri sampai berkeluarga. Dia berangkat dangan membawa jaring yang akan digunakan untuk menangkap ikan di genangan lahan depan rumahnya.
Setiap hari dia menyusuri lahan tersebut hingga tanggul raksasa yang terbentang dari ujung timur Kelurahan Kandang Panjang sampai ujung barat perbatasan wilayah Kota Pekalongan dengan Kabupaten Pekalongan dan pulang seiring mentari terbenam.
Bermodal niat dan harapan mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak agar dapat menghidupi keluarganya, Pak Miil pergi mencari nafkah. Namun terkadang harapan itu tinggal harapan, karena suatu hari, dia hanya mendapat tangkapan kurang dari 20kg, padahal di hari yang lain, dia biasanya mendapatkan ikan hingga 65kg. Hal itu tidak membuatnya putus asa dan terus berusaha, karena Pak Miil percaya, rejeki itu Tuhan yang atur dan tak akan tertukar.