KPKL Berjuang bersama untuk Kota Pekalongan.
Komunitas Peduli Kali Loji (KPKL) adalah sebuah kelompok masyarakat yang peduli terhadap permasalahan sungai dan lingkungan yang ada di Kota dan Kabupaten Pekalongan. Tiga bulan
kedepan usia perjuangannya genap sepuluh tahun. Ibarat usia anak, 10 tahun adalah usia yang mulai memasuki masa remaja yang akan mengalami perubahan pada fisik dan perkembangan kognitif dimana anak sudah mulai bisa berpikir dan bersikap lebih dewasa juga diajak berdikusi berbagai hal.
Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan KPKL saat ini, berfokus pada mencari solusi dengan berbagai strategi seperti tergabung dalam anggota Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Pemali Comal dan pada periode ini terpilih menjadi Ketua Komisi Pengendaian Daya Rusak Air, di mana pada periode sebelumnya sebagai Wakil Ketua Pengendalian Daya Rusak Air. TKPSDA Wilayah Sungai ini memiliki tugas memberikan rekomendasi kepada Gubernur Jawa Tengah tentang isu strategis dan solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 25 Juli 2024, Ketua KPKL terpilih menjadi Anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah Periode 2024 – 2029 dari unsur Non-Pemerintah.
Kesempatan seperti ini selalu digunakan KPKL untuk menyuarakan kondisi Pekalongan dan memperjuangkan agar Pekalongan dan sekitarnya mendapat perhatian khusus dari Pihak Provinsi.
Alhamdulillah saat itu penanganan Banjir Rob dan Kali Loji menjadi prioritas dalam penanganannya, sejak tahun 2017 hingga saat ini dan mendatang.
KPKL sebagai pelopor perjuangan penyelamatan sungai di Kota Pekalongan yang mengawali kegiatannya melalui Aksi Bersih Sungai pada tanggal 30 November 2024 dengan merangkul 36 komunitas dari Jakarta dan Pekalongan, pemerintah daerah dan pelaku usaha dengan peserta sejumlah hampir 500 relawan yang turun membersihan sungai di 38 titik lokasi di Kali Loji dari PNPP hingga Grogolan. Setelah Kali Loji, pada kegiatan kedua di bulan Desember, KPKL turun kembali dengan lokasi di Kali Bremi yang saat itu dipenuhi Eceng Gondok dan sampah dengan konsep yang sama merangkul semua stakeholder disana.
Program Aksi Bersi Sungai yang diinisiasi oleh KPKL tersebut akhirnya menjadi program kerja jangka pendek dan berjalan hingga tiga tahun, di mana selama 1 tahun kegiatan tersebut didanai secara mandiri oleh sahabat-sahabat relawan KPKL. Dalam satu bulan, KPKL dua kali turun melakukan Aksi Bersih Sungai baik itu di Kali Loji, Kali Bremi dan Kali Setu. Alhamdulillah, kegiatan Aksi Bersih Sungai sampai saat ini menjadi sering dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas terkait juga dilakukan oleh Kelurahan maupun komunitas lainnya.
Keberadaan KPKL telah menginspirasi tumbuhnya komunitas peduli sungai ataupun peduli ligkungan di Pekalongan, baik Kota maupun Kabupaten. Dan di tahun 2015, KPKL mulai melakukan pendekatan ke Kementerian Lingkungan Hdup dan Kehutanan untuk menyampaikan kondisi pencemaran yang terjadi akibat limbah industri, dan mendapat sambutan hangat yang akhirnya KLHK memberikan bantuan kepada Kota Pekalongan melalui BLH saat itu berupa perbaikan IPAL Komunal yang ada di Kauman dan Jenggot, selain itu juga, pembangunan IPAL baru di di Pringrejo termasuk penambahan kapasitas di tahun berikutnya. Bukan hanya IPAL, tetapi program Bank Sampah dan Pembangunan Bank Sampah Induk yang diberikan kepada Kota Pekalongan adalah atas inisiasi KPKL. Begitulah cara KPKL membantu mencari solusi untuk kota Pekalongan, dan masih banyak lagi kegiatan ataupun upaya lain yang dilakukan/diinisiasi oleh KPKL tanpa bersuara tetapi nyata.
Di usianya yang menginjak satu tahun, KPKL menginisiasi kegiatan yang bertujuan memberikan apresiasi kepada seluruh masyarakat Kota dan Kabupaten Pekalongan yang telah berjuang bersama dalam penyelamatan sungai melalui Aksi Bersih Sungai dan Aksi Pungut Sampah yang rutin dilakukan. Kegiatan itu berupa Festival Kali Loji, dimana semua pemangku kepentingan dari Pusat, Propinsi, Kabupaten dan Kota dihadirkan untuk menjadikan permasalahan di Pekalongan mendapat dukungan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dan juga menyemangati kepada seluruh relawan untuk tetap bergerak bersama mengedukasi dan mengajak untuk peduli serta menjaga sungai dan lingkungan disana.
Festival Kali Loji yang dilakukan KPKL ternyata menginspirasi KLHK dalam berkegiatan di Sungai Ciliwung, yang saat itu dilakukan bersama Komunitas Mat Peci, dimana KPKL diundang dalam kegiatan tersebut. Bukan hanya KLHK, ternyata BNPB tertarik menjadikan Festival sungai berikut KPKL menjadi tempat dan materi pembelajaran pada Sekolah Sungai Sesi 2 yang diikuti oleh berbagai komunitas peduli sungai di seluruh Indonesia. Selain itu KPKLpun didaftarkan oleh PSDA untuk mengikuti lomba komunitas peduli sungai se Jawa Tengah, dan alhamdulillah KPKL terpilih menjadi juara II dan III di tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Tidak berhenti disitu saja, PSDA kembali mendaftarkan KPKL menjadi peserta Lomba Komunitas Peduli Sungai Tingkat Nasional, dan penyelenggaraannya dilakukan di Surabaya. Pada kesempatan itu KPKL mampu meraih peringkat ke empat, meski tidak masuk sebagai juara KPKL mulai memperluas jaringan hingga seluruh Indonesia.
Pada tahun 2018, KPKL kembali melakukan kegiatan yang berskala lebih luas lagi, yaitu Konferensi Sungai Asia di acara Festival kali Loji yang ke empat, sayangnya kurang mendapat dukungan yang baik dari Pemrintah Daerah Kota Pekalongan, bahkan nyaris diminta untuk tidak dilakukan di Kota Pekalongan saat meeting koordinasi di Semarang. Tetapi syukur alhamdulillah Konverensi Sungai Asia mendapat dukungan dari Pemerinta Provinsi Jawa Tengah dan Pusat, sehingga dapat terlaksana meski tidak maksimal.
Suka dan duka telah dialami oleh KPKL, perjuangan yang menguras tenaga, pikiran, emosi, waktu dan uang telah menjadikan KPKL semakin dewasa dan bijak. Menjelang satu dekade, KPKL memiliki rencana kegiatan untuk melakukan edukasi melalui Pendidikan lingkungan sejak usia dini, penerapan pengelolaan sampah sesuai regulasi yang berbasis Kawasan, menyelenggarakan Konferensi Sungai Asia, membuat film mini dokumenter tentang Pekalongan Darurat Sampah, dan ujicoba pengolahan limbah skala kecil dan menengah. Kegiatan yang akan dilakukan ini sesuai dengan visi misi KPKL dengan melakukan sosialisasi,edukasi, mencari solusi, kerjasama dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk Pekalongan yang lebih baik.
Semoga sekelumit cerita perjuangan ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus berjuang dan terus mengingatkan satu sama lain jika ada ketidaksesuaian yang terjadi pada lingkungan disekitar kita. Jangan biarkan Pekalongan tenggelam seperti yang diprediksikan, karena Pekalongan adalah rumah kita bersama.
Jangan wariskan sampah dan limbah kepada anak cucu kita, karena mereka berhak atas lingkungan yang bersih, sehat dan lestari.
Salam Peduli.
Penulis: KPKL