KIBAS

Kota Pekalongan – Kemitraan Indonesia melalui Program Adaptation Fund mendukung tercapainya target bebas Open Defecation Free (ODF) atau tidak BAB sembarangan secara menyeluruh di Kota Pekalongan yakni dengan membangun 23 Unit Mandi, Cuci, Kakus (MCK) Komunal Adaptif di 8 kelurahan terdampak banjir dan rob di Kota Pekalongan. Salah satunya di MCK yang terletak di area Stasiun Pompa Pasirkratonkramat tepatnya di Jalan Sutan Syahrir RT 04 RW 03, Kelurahan Pasirkratonkramat (PKK), Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan yang kali ini diresmikan oleh Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Nur Priyantomo didampingi Direktur Program Tata Kelola Berkelanjutan pada Kemitraan Indonesia, Eka Melisa dalam kegiatan Serah Terima MCK Komunal Adaptif Program Adaptation Fund Pekalongan Tahun 2024, Kamis (8/8/2024).  MCK ini bisa dimanfaatkan warga setempat untuk buang air kecil, buang air besar, dan mandi.  Adapun total anggaran yang digelontorkan dalam pembangunan MCK ini sebesar Rp. 472.244.000,00.

Sekda Nur Pri, sapaan akrabnya mengucapkan terimakasih kepada Kemitraan Indonesia yang telah membantu Kota Pekalongan dari semua aspek, salah satunya aspek lingkungan dengan membangun MCK baru maupun rehabilitasi MCK lama di 8 kelurahan intervensi Program Adaptation yang ada di Kota Pekalongan, seperti di Kelurahan Pasirkratonkramat ini.

“Alhamdulillah Kota Pekalongan dibangunkan 23 MCK komunal adaptif di 8 kelurahan. Dari jumlah tersebut, 17 unit diantaranya merupakan rehabilitasi MCK, dan 6 unit sisanya pembangunan MCK baru,”ucapnya.

Dengan diserahterimakan MCK ini kepada pengelola dari masyarakat setempat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan memberi pemahaman kepada masyarakat, bahwa perilaku BABS sangatlah tidak dianjurkan karena dapat mengganggu kesehatan lingkungan. Maka, selain memberikan beberapa alternatif solusi dalam upaya menurunkan tingkat bebas BABS, sekaligus mencapai predikat Open Defication Free (ODF) atau tidak BAB sembarangan secara menyeluruh di Kota Pekalongan.

“Bangunan MCK ini bagus, sudah memenuhi SNI, dilengkapi closet jongkok dan duduk, mengusung prinsip inklusi sehingga ramah juga untuk kalangan difabel. Kami berharap, setelah aset ini diserahkan kepada masyarakat, agar bisa dimanfaatkan dan dipelihara sebaik-baiknya serta digunakan sebagaimana mestinya. Harapan kami, lewat komunitas atau RT/RW bisa sama-sama mengelola bersama. Sebab, ini salah satu bentuk kepedulian Kemitraan untuk membantu menyelesaikan pembangunan MCK, karena masih ada beberapa wilayah yang perlu MCK komunal adaptif ini,”terangnya.

Sementara itu, Direktur Program Tata Kelola Berkelanjutan pada Kemitraan Indonesia, Eka Melisa memaparkan, kelebihan MCK komunal adaptif dibandingkan MCK biasa diantaranya sudah memenuhi SNI, mengadopsi teknologi adapatif dimana permukaan biofil septic tank di desain dapat mengikuti ketinggian permukaan air sehingga tidak meluap saat terjadi banjir dan rob.

“Total 23 MCK yang kami bangun, terdiri dari 6 pembangunan MCK baru dan 17 renovasi MCK lama. Untuk pembangunan MCK baru, kami pastikan ada sistem air alternatif dan kotak penangkap air hujan, serta ramah difabel, lansia dan anak-anak. Dari total 23 MCK itu, sebagian besar sudah jadi dan masih ada beberapa yang masih dalam tahap pembangunan. InshaAllah target selesai paling lambat akhir Bulan Agustus ini semua MCK itu bisa diserahterimakan kepada masyarakat,”tandasnya. (Dian).