KIBAS

Pekalongan, 25 April 2024 — Kota Pekalongan, yang terkenal dengan industri batiknya, sedang menghadapi tantangan perubahan iklim yang signifikan. Masyarakat di kota ini berupaya beradaptasi dengan dampak-dampak seperti banjir, kenaikan permukaan air laut, dan cuaca ekstrem.

Masyarakat pesisir Pekalongan mengalami banjir pasang secara rutin, menyebabkan kerugian bagi penduduk dan infrastruktur kota. Nelayan dan petani di wilayah ini merasakan dampak besar dari naiknya permukaan air laut dan curah hujan yang tinggi.

Sebagai respons terhadap tantangan ini, warga beralih ke budidaya ikan di tambak yang lebih tahan terhadap perubahan kondisi air. Beberapa petani juga mulai menanam varietas tanaman yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem.

Pemerintah daerah Pekalongan turut berperan aktif dalam upaya penanggulangan dampak perubahan iklim. Mereka memperkuat infrastruktur kota dengan pembangunan tanggul dan memperbaiki sistem drainase untuk mengurangi risiko banjir.

Selain itu, kampanye edukasi mengenai perubahan iklim dan dampaknya juga digalakkan oleh pemerintah setempat. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya beradaptasi dengan perubahan iklim.

Upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat terlihat dalam proyek-proyek yang bertujuan menjaga kelestarian lingkungan, seperti penghijauan dan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Meskipun menghadapi tantangan besar, masyarakat Pekalongan menunjukkan semangat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Mereka berharap dengan langkah-langkah ini, kota mereka akan tetap menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman di masa depan.