KIBAS

 

Oleh: Erick Dwi Kurniawan

Di tempat tinggalku, ada seorang pemuda yang tidak biasa, nyentrik dan mudah dikenali dengan rambut khas ikal. Dia memiliki segudang aktivitas, dari tergabung dalam kelompok vespa, wirausahawan muda yang cukup berhasil, dan juga organisasi kemasyarakatan yang ada di Kelurahan.

Sosok melakukan kegiatan-kegiatan sosial di Kelurahan Krapyak, tempatku tingga tanpa pamrih. Aku ingat saat dia sigap membantu warga saat banjir bandang melanda pada bulan Februari tahun 2021, padahal rumah dia juga menjadi korban, setinggi hampir selutut orang dewasa.

Pemuda ini rela meninggalkan kerepotan di rumahnya, dan susah payah menyiapkan segala kebutuhan untuk membentuk dapur umum di Kelurahan. Aku dan banyak anak-anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna menjadi saksinya. Dia tidak hanya berbicara dan meminta aku dan yang lain bekerja, tapi juga melakukan apa yang harus dilakukan. Bukan tipe orang yang maunya menyuruh tanya berbuat apa-apa.

Selama menjadi pengurus, aku sering melihatnya melamun seperti memikirkan sesuatu. Katanya, dia bingung harus melakukan apalagi untuk membantu warga yang terdampak banjir.

Suatu hari, sosok yang sudah dikaruniai tiga orang anak terpaksa membawa anak bungsunga ke posko dapur umum, dan kondisi banjir membuat anaknya sangat rewel. Ini membuat dia kesusahan dalam melakukan pengoperasian dapur umum bersama para anggotanya. Tapi tetap bisa mengatur penyaluran bantuan kapada warga terdampak, sembari menenangkan si buah hatinya.

Kelurahan Krapyak, tempatku tinggal memang rentan mengalami banjir. Tetaknya di dataran yang rendah, dan pada saat itu (tahun 2021) belum ada pembangunan tanggul yang bisa menahan air hujan. Banyak warga Krapyak yang akhirnya harus masrah menerima air bah, bertahan di rumah dan di posko-posko dapur umum sambil menunggu air surut.

Pada hari ketiga banjir, dapur umum yang dikelolanya menerima tambahan bantuan logistik dari Dinas Sosial Kota Pekalongan dan harus didistribusikan langsung. Namun pada saat yang sama, dia harus pulang mengurus anaknya yang masih rewel, untung saja dia bisa mengkondisikan para anggota untuk mendistribusikan logistik sehingga warga mendapatkan sedikit pelipur lara berupa bantuan dari Pemerintah Kota.

Di hari kelima, banjir akhirnya surut. Aku mendengar dengan jelas dia mengucap “Alhamdullilah wes rak banjir!!!” sebagai ungkapan rasa bersyukur atas apa yang sudah terlewati. Tidak berhenti di situ, dia pun bergegas membersihkan sisa-sisa dapur umum bersama dengan anggotanya. Setelah selesai dia dan anggota bergegas untuk laporan kepada kelurahan bahwa kegiatan dapur umum sudah selesai.

Dia adalah Husni Mubarok atau biasa dipanggil MONCOZ, ketua Karang Taruna Kelurahan Krapyak yang hingga kini masih menjabat, di tengah-tengah kesibukannya sebagai Bapak tiga anak, wirausahawan sukses, dan pecinta vespa.

Katana Krapyak
Author: Katana Krapyak