KIBAS

Bu Darningsih

.: foto dan teks: Didi Mugitriman :.

Ketika dunia dilanda bencana global kenaikan suhu dan muka air laut, adakah dari manusia yang bisa menghindar? Di Pekalongan, pantai utara jawa yang terik dengan angin kering, bu Darningsih menjadi satu dari jutaan umat manusia yang dipaksa untuk bertahan dan harus beradaptasi. Di Bandengan, satu dari tujuh kelurahan Pekalongan Utara, ia terus hidup dengan rumah yang tak pernah kering.

Dari data monografi kelurahan yang diterbitkan pada 2021 lalu, Bandengen memiliki tinggi 2 meter di atas permukaan laut dengan 2,5 milimeter per tahun curah hujan. Nyatanya, seluruh hunian di sana mengalami penurunan pondasi dan harus beradaptasi dengan meninggikan lantai. Untuk yang tak sempat membuat tinggi pijakan dengan faktor utama adalah anggaran belanja, sudah pasti akan selalu hidup dengan air yang menggenang.

Salah satu warga Bandengan yang tak sempat meninggikan lantai adalah Ibu Darningsih. Perempuan ini bekerja untuk kantor kelurahan menjadi tenaga kebersihan yang berada di dekat rumahnya sekaligus menjadi ketua Rukun Tetangga. Barangkali, apa yang ia dapat setiap hari tak mampu mengejar laju cepat inflasi sehingga ia tak sempat menyisihkan beberapa rupiah untuk merestorasi rumahnya. Tapi ini hanya asumsi. Satu yang bisa dilihat atau sekaligus dibaca, ia sedang berjuang dari dampak perubahan iklim yang jadi dosa kolektif seluruh penduduk bumi.

kemitraan
Author: kemitraan