KIBAS

Seiring berakhirnya pandemi Covid-19 sejak 3 tahun terakhir, saat ini masyarakat Kota Pekalongan terus bergeliat untuk memulihkan aktivitas dan perekonomiannya. Namun, di sisi lain permasalahan terkait perubahan iklim di Kota Pekalongan tampak semakin nyata di wilayah ini, seperti permasalahan banjir karena curah hujan tinggi maupun rob serta ditambah land subsidence yang relatif tinggi. Permasalahan tersebut perlu ditangani secara kolaboratif baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Pekalongan. Hal ini yang mendorong Pemerintah Kota Pekalongan untuk melaksanakan kegiatan event Pameran Inovasi dan Kreativitas Kota Pekalongan selama 3 hari, 20-22 Juli 2023. Pembukaan pameran yang mengusung tema ” Aksi Adaptasi Perubahan Iklim” itu dilakukan secara simbolis oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, didampingi Ketua TP-PKK Kota Pekalongan, Hj Inggit Soraya, Kapolres Pekalongan Kota, AKBP A Recky Robertho, Kasdim 0710/Pekalongan, Mayor Kavaleri Akhmad Thohir, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Laksmi Dewanti, Deputi II Kantor Staf Presiden, Abetnego Tarigan, Eksekutif Direktur Adaptation Fund Yayasan Kemitraan Indonesia, Laode M Syarif, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Jateng, Dadang Soemantri, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum, Kepala Kantor BI Tegal, Taufik Amrozy, Bappeda Kota Pekalongan, Cayekti Widigdo, berlangsung di Lapangan Mataram Kota Pekalongan, Kamis (20/7/2023). Dalam pameran tersebut, terdapat beragam stand hasil produk dari inovasi dan kreativitas masyarakat dan komunitas baik berupa olahan makanan, minuman, pakaian, teknologi tepat guna, dan sebagainya.

Walikota Pekalongan yang akrab disapa Mas Aaf mengungkapkan bahwa, kegiatan pameran inovasi dan kreativitas ini sebenarnya sudah rutin digelar. Namun, sempat ditiadakan karena adanya pandemi Covid-19 dan baru di Tahun 2023 ini kembali dilaksanakan dengan bekerjasama Yayasan Kemitraan Indonesia. Menurutnya, saat ini Pemerintah Jawa Tengah tengah concern pada 3 wilayah terdampak perubahan iklim yakni Pekalongan, Kota Semarang, dan Kabupaten Demak. Padahal, potensi daerah Kota Pekalongan sebetulnya sangat luar biasa baik batik, UMKM, kuliner, dan lain-lain. Namun, permasalahan utama yang belum selesai adalah adanya bencana banjir dan rob. Dengan berbagai upaya dan perhatian dari semua pihak seperti adanya pembangunan fisik penanganan rob, bermitra dengan CSR, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, delegasi dari negara-negara asing juga telah dilakukan.

“Dari Kemitraan juga ada berbagai kegiatan yang melibatkan para relawan, aktivis, pemuda-pemudi untuk bersama-sama peduli akan dampak perubahan iklim. Kita harapkan, dampak perubahan iklim di Kota Pekalongan tidak semakin meluas,” ucapnya.

Mas Aaf menjelaskan, ada banyak investor yang masuk ke Kota Pekalongan walaupun dengan lahan wilayah yang terbatas. Tetapi, kelemahannya, mereka masih mengambil air dalam tanah, di Tahun 2023-2024 diharapkan ada jaringan baru untuk suplay air bersih.

“Kami sangat senang melihat banyak generasi muda dan pelajar untuk bersama-sama menyukseskan pameran inovasi dan kreativitas tahun ini dengan mengkampanyekan aksi adaptasi perubahan iklim,” harapnya.

Kepala Bappeda Kota Pekalongan, Cayekti Widigdo memaparkan adapun tujuan diadakannya pameran inovasi dan kreativitas ini adalah untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya aksi adaptasi perubahan iklim, sebagai wadah jejaring, keberpihakan, kebijakan, sumber pembiayaan untuk penanganan banjir dan rob serta tata kelola air di Kota Pekalongan sekaligus memberikan ruang dan apresiasi bagi peneliti atau inisiator dalam mempublikasi inovasinya. Cayekti menyebutkan, ada 2 komponen dalam kegiatan pameran ini, yakni pertama, acara inti berupa pameran inovasi dan kreativitas pembangunan “Aksi Adaptasi Perubahan Iklim” dengan sub tema kolaborasi penanganan banjir rob dan tata kelola air di Kota Pekalongan. Selanjut, acara pendukung dimeriahkan dengan kegiatan pelatihan dan lomba ecobrick yang diikuti oleh 1.400 siswa-siswi jenjang SD dan SMP, panggung seni dan kreasi anak bangsa, festival Aerial drone show, lomba murah, festival gamelan anak, lomba band kategori pelajar dan umum, serta bersih-bersih sungai bersama mahasiswa Unikal.

“Hadir sebagai peserta pameran yakni OPD Pemerintah Provinsi, Pemkot Pekalongan, kabupaten mitra dari Yayasan Kemitraan, perguruan tinggi, Dekranasda, TP PKK, Pokja Perubahan Iklim tingkat kelurahan, sekolah dari PAUD hingga SMA/SMK sederajat, Polda Jateng, Kota Samarinda, Kabupaten Maluku Tengah, Tanah Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Demak,” papar Cayekti.

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Laksmi Dewanti menyambut baik atas terselenggaranya pameran inovasi dan kreativitas di Kota Pekalongan serta antusias masyarakat yang hadir di pameran itu.

Eksekutif Direktur Kemitraan Indonesia, Laode M Syarif mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas semua pihak yang telah terlibat membantu terselenggaranya acara pameran selama 3 hari ini. Disampaikan Laode,  permasalahan rob dan penurunan muka air tanah di Pekalongan dan pantai Utara Jawa bukan hanya masalah Indonesia. Oleh karena itu, 1,5 bulan ada delegasi dari 20 negara yang hadir ke Pekalongan untuk melihat secara langsung kondisi nyata di Kota Pekalongan dan Jawa Tengah tentang bahaya banjir akibat perubahan iklim.

“Kami sangat sepakat dengan tema yang diangkat pameran inovasi dan kreativitas kali ini yakni salah satunya tentang sumber daya air, karena kita perlu tahu persis bahwa Pantai Utara Jawa seperti Pekalongan Semarang, dan Demak, penurunan muka di ketiga daerah tersebut relatif tinggi sekitar 1,15-18 sentimeter/tahun. Penyebab utamanya adalah pemakaian sumber daya air tanah yang berlebihan. Untuk mengatasinya agar masyarakat dan industri tidak menggunakan air tanah secara berlebihan adalah kapasitas PDAM harus ditingkatkan,” tegasnya.

kemitraan
Author: kemitraan