KIBAS

Kelurahan Kandang Panjang merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan secara geografis terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Salah satu daya tarik utama di kelurahan ini adalah Pusat Informasi Mangrove (PIM), sebuah tempat yang dibangun untuk memberikan edukasi dan informasi kepada pengunjung tentang keanekaragaman hayati dan kelestarian lingkungan di kawasan hutan bakau atau mangrove.

Sejak awal diresmikannya pada akhir tahun 2013, kawasan wisata PIM ini tidak pernah sepi pengunjung baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Pengunjung dapat menikmati keindahan hutan bakau yang menjulang tinggi dan beragam satwa liar yang hidup di dalamnya, seperti burung-burung air, kepiting, dan ikan. Namun mulai pada tahun 2018 sebagian wilayah PIM sudah tenggelam dan mangrove yang sebelumnya sudah tumbuh lebat kini hanya ada sebagian yang masih survive, bahkan garis pantai di pesisir kandang panjang sudah hampir tidak terlihat. Kondisi tersebut dikarenakan salah satunya adalah adanya abrasi di pesisir pantai.

Menanggapi hal tersebut, KEMITRAAN – Partnership for Governance Reform bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan, melalui dukungan Adaptation Fund (AF) dengan program Ketahanan Iklim di Wilayah pesisir Kota Pekalongan melalui pendekatan 3M (Melindungi-Mempertahankan-Melestarikan). Dimana salah satu target kegiatan adalah pengembangan Mangrove di wilayah pesisir. Kegiatan penanaman di pesisir kandang panjang dilaksanakan pada bulan September 2022 sejumlah 11.800 bibit brayo/api-api dilahan seluas 5.264 m2.

Metode Penanaman Konvensional

Sebelum adanya kegiatan penanaman mangrove di pesisir kandang panjang, Kelompok Tani Kapa Asri bersama pembibit lokal (pak jumani dan mas panca) melakukan pembuatan trucuk yang menggunakan bambu ampel  di area penanaman. Bambu dipotong 2 meter kemudian ditancapkan di area penanaman 1 meter kebawah (vertikal) dipasang dengan jarak 50 cm, dan bambu sepanjang 6 – 8 meter dibelah menjadi 2 bagian untuk mengapit (horizontal)

Pembuatan Trucuk dilakukan dengan harapan dapat meminimalisir hantaman ombak di lokasi area penanaman mangrove.

Setelah adanya trucuk yang terpasang diarea penanaman, kemudian dilakukan Pembersihan lahan dari sampah, ranting pohon, dan potongan kayu serta tumbuhan liar di sekitar lahan penanaman

Setelah adanya pembuatan trucuk dan pembersihan lahan kemudian dilakukan Kegiatan penanaman dengan cara berbaris di sepanjang tali arah larikan sesuai dengan pola tanam di masing-masing section. Penanaman dilakukan secara seri dengan penancapan ajir terlebih dahulu. Setelah ajir ditancap pada baris pertama, maka tali larikan akan dipindah ke baris selanjutnya. Kemudian, dilakukan penanaman bibit dengan menggali substrat dan menanam bibit. Bibit yang telah ditanam diikat dengan tali ke ajir agar kuat dari terpaan gelombang maupun kondisi pasang surut. Terdapat 6 section (S1 – S6) area penanaman mangrove dimana disetiap section ada trucuk yang berguna untuk melindungi bibit mangrove.

Pasca penanaman mangrove kegiatan yang dilakukan adalah monitoring sekaligus penyulaman bibit terhadap mangrove yang mati. Pada tahun 2023 dilakukan perawatan trucuk sekaligus penyulaman mangrove di area S1, S2, S5, S6 dengan jarak tanam satu meter. Area penanaman S3 dan S4 tidak menjadi prioritas dalam penyulaman mengigat berdasarkan hasil monitoring area tersebut sering terjadi genangan yang cukup tinggi ketika pasang air laut

kemitraan
Author: kemitraan