Kegiatan FGD Gender Kelurahan Kandang Panjang

Pada awal bulan maret 2023, Kelurahan kandang panjang bersama KEMITRAAN – Partnership for Governance Reform mengadakan FGD (Focus Group Discussion) Gender di aula melati kelurahan kandang panjang. FGD ini diadakan untuk membahas isu-isu yang terkait dengan gender, antara lain Peran Gender, Kaitannya Gender dengan Perubahan Iklim, Kaitannya Gender dengan Program Pemberdayaan Masyarakat dalam sektor Ekonomi. FGD Gender ini dilaksanakan pada tanggal 3 maret 2023 dengan peserta perempuan (dihadiri oleh 16 orang) dan tanggal 4 maret 2023 dengan peserta laki-laki (dihadiri oleh 16 orang), dalam pelaksanaan kegiatan FGD tersebut sengaja dipisahkan antara laki-laki dan perempuan dengan harapan agar masing-masing peserta yang hadir supaya lebih terbuka dalam diskusi.

FGD Gender ini dihadiri oleh berbagai macam unsur peserta, mulai dari unsur Pokja Perubahan Iklim Kandang Panjang, Kelurahan, BKM, LPM, APSARA (Asosiasi Pemuda Salam Manis Raya), Perwakilan RW, PKK, Kelompok Wanita Tani dan Karang Taruna Kelurahan Kandang Panjang.

Acara dimulai dengan sambutan dari Lurah Kandang Panjang Bapak Amat Fauzan yang menyampaikan pesan agar semua peserta harapannya dapat mengikuti acara diskusi sampai dengan selesai dan dapat menyampaikan informasi tersebut kepada masayarakat lainnya. Kemudian pak lurah menyampaikan agar peserta lebih aktif dalam acara diskusi terarah tersebut, sehingga terkait hal-hal yang berhubungan dengan gender bisa semaksimal mungkin dapat disampaikan dan diskusikan dalam kegiatan ini.

Setelah Pak Lurah Kandang Panjang memberikan sambutan kemudian acara FGD dipandu langsung oleh Fasilitator Kemitraan kelurahan kandang panjang Syariful Mal. Pada waktu Fasilitasi kegiatan tersebut Fasilitator Kelurahan Kandang Panjang menggunakan metode dialog interaktif antara fasilitator dengan para peserta yang hadir.

Fasilitator mencatat semua masukan dan tanggapan peserta, serta memandu diskusi agar tetap pada topik yang relevan. Para peserta pun aktif berpartisipasi dalam diskusi, memberikan ide-ide yang kreatif dan solusi yang konkret untuk mengatasi masalah yang ada.

Acara FGD Gender ini berlangsung selama sekitar 2 jam. Setelah itu, fasilitator mengucapkan terima kasih kepada para peserta dan memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah dilakukan. Para peserta pun merasa terpuaskan dengan hasil diskusi yang telah mereka capai dan berharap adanya tindak lanjut dari hasil FGD Gender ini.

Dalam kesimpulannya, fasilitator menekankan pentingnya peran semua pihak dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. FGD Gender ini telah memberikan banyak masukan dan ide-ide yang berharga bagi kelurahan kandang panjang.

Panjang Baru Berbagi dan Berkolaborasi Memperingati HUT Kota Pekalongan ke 117

Kota Pekalongan menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak perubahan iklim, dari banjir, rob, penurunan tanah, kenaikan air laut dan masih banyak lagi. Mungkin saat dilihat dari luar, seharusnya kota Pekalongan menjadi salah satu wilayah yang paling butuh bantuan, apalagi saat bencana bisa sampai mingguan sampai bulanan dan bahkan ada yang hampir tiap hari terdampak banjir. Kondisi ini sangat mempengaruhi berbagai sektor seperti sosial, kesehatan, dan tentunya ekonomi. Namun dari semua keterbatasan tersebut, jiwa sosial masyarakat masih sangat tinggi dengan adanya berbagai kegiatan sosial, terutama saat bulan Ramadhan.

Berbagi nasi dan santunan anak yatim, menjadi hal rutin yang sudah dilakukan setiap tahun di kelurahan Panjang Baru. Tahun ini dilaksanakan tanggal 1 April 2023 yang bertepatan pada HUT Kota Pekalongan ke 117 bekerjasama dengan seluruh LKK Kelurahan, Babinsa, Babinkamtibnas, Kampus dan sekolah, kecamatan dan perwakilan masyarakat kelurahan Panjang Baru. Acara dimulai selepas Ashar dengan dimulai pembacaan Al Qur’an, Tahlil dan Doa bersama. Kemudian dilanjut dengan pembagian 20 bingkisan untuk anak yatim dari perwakilan tiap RT di kelurahan Panjang Baru sekaligus langsung turun ke jalan untuk membagi 117 nasi bungkus dan Takjil ke pengguna jalan sekitar Kusumabangsa. 

Acara ini mungkin termasuk sederhana, tapi proses sebelumnya sangat luar biasa dengan kolaborasi dan kerjasama multipihak, pengumpulan donasi dari LKK dan perwakilan masyarakat, proses pemasakan langsung dari masyarakat sendiri sampai pelaksanaan dibantu langsung oleh Polsek Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Utara yang memang lokasinya berdekatan dengan kelurahan Panjang Baru. Kerjasama solid ini tidak mungkin bisa dilaksanakan secara kebetulan, butuh proses yang panjang dan lama. Ego masing-masing individua atau kelompok perlu ditekan bersama demi menyukseskan acara ini.

Hikmah dari acara ini, dalam kondisi apapun kalau memang sudah berniat melakukan hal baik, pasti ada jalan yang dipermudah. Kerjasama dan kolaborasi dengan siapapun sangat dibutuhkan didalam masyarakat karena bisa memberikan alternatif solusi dan mempermudah menyukseskan sebuah acara.

Pertanian Di Tengah Perkotaan dan Krisis Iklim

Kelompok Tani Usaha Tani Mandiri (KT UTARI) merupakan kelompok tani binaan Dinas Pertanian dan Pangan (DINPERPA) Kota Pekalongan. Saat ini bersama Kelompok Kerja Perubahan Iklim (Pokja PI) Kelurahan Padukuhan Kraton turut aktif menjadi Mitra Adaptasi untuk mendukung aksi adaptasi perubahan iklim melalui pengembangan potensi Urban Farming di wilayah Kelurahan Padukuhan Kraton.

Bermula dari hobi dengan kegiatan lingkungan dan bercocok tanam. Pak Slamet menginisiasi melakukan kegiatan penanaman tanaman pangan di pekarangan rumah yang tidak terurus. Hal ini mendapat respon positif dan diikuti oleh warga sekitar.

Melalui Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dari DINPERPA dibentuklah KT UTARI yang diketuai oleh Bu Sri Handayani dan di sahkan dengan SK Kelompok Tani dari Lurah Padukuhan Kraton.

Lahan-lahan kosong di lingkungan RT 09 RW 01 Kelurahan Padukuhan Kraton dikelola menjadi kebun sayur seperti kemangi, kucai, terong, tomat dan tanaman produktif lainnya. Pembuatan pupuk secara mandiri pun sudah mulai dilakukan untuk menekan biaya pengelolaan, meningkatkan produktifitas kebun dan menekan penggunaan pupuk kimia/anorganik.

Sebagaimana Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara yang memiliki ketinggian muka tanah 0 – 1 mdpl, kebun KT UTARI rawan terkena banjir ditambah dengan adanya krisis iklim yang mengakibatkan cuaca ekstrim seperti tingginya curah hujan.

Awal tahun 2023 kebun UTARI terendam banjir, banyak tanaman – tanaman mati karena terendam banjir. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat KT UTARI untuk tetap bercocok tanam dengan melakukan adaptasi.

Dengan keterbatasan yang ada KT UTARI melakukan adaptasi dengan cara pengurukan (peninggian) lahan dan sebagian tanaman diletakan pada rak – rak susun, meskipun belum maksimal usaha ini diharapkan dapat meminimalisir dari ancaman terendam banjir.

Hasil panen kebun UTARI sementara ini didominasi dengan daun kemangi dan terong. Selain untuk pemenuhan kebutuhan pangan anggota kelompok, KT UTARI sudah mampu menjual dalam bentuk olahan makanan.

Adanya produk olahan ini dimulai pada akhir tahun 2021 oleh 5 orang ibu – ibu anggota KT UTARI. Produk – produk olahan ini menjadi nilai tambah dari penjualan hasil kebun.

Produk yang dikembangkan adalah Jenang Terong, aneka Stik dari Kemangi, Kucai dan Sledri, selanjutnya KT UTARI juga melakukan inovasi diversifikasi produk yaitu Bolu Terong, Puding Terong dan Naget Kemangi.

Kelurahan Padukuhan Kraton turut mendukung adanya inovasi produk yang dilakukan oleh KT UTARI dan menjadikan Olahan UTARI sebagai suguhan dan cindera mata khas di kegiatan-kegiatan Kelurahan.

Pendampingan penguatan kelompok juga dilakukan oleh KEMITRAAN – Partnership melaui program Adaptation Fund (AF) Pekalongan berkolaborasi dengan Penyuluh DINPERPA, mendorong untuk lebih profesional dalam pengelolaan kelompok, dari hulu dengan menciptakan model pembukuan buku kas yang sederhana, melakukan peningkatan produk dan pemasaran, termasuk diantarnya melakukan izin usaha hingga terbit Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT), serta saat ini beberapa produk KT Utari telah tersertifikasi Halal.

Urban Farming Di Kelurahan Pasir Kraton Kramat

Terdapat empat lokasi urban farming yang ada di kelurahan Pasirt Kraton Kramat yang pernah di kelola oleh kelompok masyarakat,  yaitu: Kelompok Ibu Dayatun, Kelompok Bp.Suyono, Kelompok Ibu Dewi, dan Kelompok Bp.Dicko. Kelompok Ibu Dayatun dan Bp.Suyono terletak di Pasirsari, sedang kelompok Ibu Dewi dan Bp. Dicko di Kramatsari.

Kelompok Ibu Dayatun beranggotakan dari ibu-ibu Fatayat dan Muslimat yang berlokasi di RW.06 sedang kelompok Bp. Suyono beranggotakan dari KRPL binaan Dinperpa yang berlokasi di RW.04, yang keduanya  terletak di Pasirsari.

Kelompok Ibu Dewi beranggotakan ibu-ibu PKK yang berlokasi di RW.11 sedang kelompok Bp. Dicko beranggotakan dari Sapu lidi yang berlokasi di RW.10, yang keduanya terletak di Kramatsari

Spesifikasi yang dikelola oleh Ibu Dayatun adalah tanaman hias dan bibit tanaman buah-buahan, yang dikelola oleh Bp. Suyono adalah Bibit tanaman jambu kristal, yang dikelola oleh Ibu Dewi adalah tanaman jenis sayuran, sedangkan yang dikelola oleh Bp. Dicko adalah jenis tanaman cabe.

Sayangnya usaha kelompok urban farming ini gagal akibat dampak rob dan banjir yang terjadi di kelurahan Pasirkratonkramat, Bp. Dicko adalah salah seorang yang berkali-kali jatuh bangun  dalam mengusahakan agar kegiatan urban farming ini tetap eksis walaupun berkali-kali usaha kelompoknya gagal terkena dampak banjir dan rob.

Belum ada solusi untuk mengatasi dampak banjir dan rob pada usaha urban farming tersebut dikarenakan keterbatasan dana untuk membangun kembali, namun demikian semangat Bp. Dicko terus tetap terjaga walaupun dengan keterbatasan yang ada beliau tetap mengusahakannya secara mandiri.

Cita-cita beliau adalah membangun kampung cabe di lokasi sekitar dengan membuat persemaian bibit tanaman cabe yang rencananya dibagikan pada warga yang membutuhkan yang ingin menanam cabe di lingkungan rumah masing-masing. Yang beliau inginkan pada masyarakat adalah belajar ilmunya sehingga keberlanjutannya itu akan tetap ada, jadi tidak hanya sekedar menanam tetapi tidak bisa merawat tanamannya, tidak bisa membuat persemaian tanaman secara mandiri, dan lain-lainnya.

Untuk itu beliau mengharapkan pihak terkait untuk memfasilitasi kegiatan tersebut karena potensi yang dimiliki oleh kelurahan Pasirkratonkramat sebenarnya sudah ada baik lahan maupun sumber daya manusianya, sehingga tinggal bagaimana pihak terkait menghadirkan nara sumber sebagai tenaga ahlinya untuk memberikan ilmu dan metoda yang cocok untuk diaplikasikan di daerah/wilayah yang terkena dampak banjir dan rob, praktisi yang bisa memberikan pendampingan pada masyarakat sampai masyarakat mampu dan mandiri dalam pengelolaannya, dan pendanaan untuk memberikan stimulan dan simultan pada kegiatan urban farming yang sebelumnya sudah ada akan tetapi terhenti akibat dampak banjir dan rob yang terjadi.

Pembelajaran yang diambil dari beberapa kejadian setelah berkali-kali terdampak banjir dan rob, demplot percontohan urban farming  yang dibangun oleh kemitraan dengan sistem vertikultur yang berlokasi di kelurahan krapyak dapat dijadikan studi silang oleh beberapa kelurahan lain untuk mengantisipasi kejadian banjir dan rob yang berdampak pada kegiatan urban farming, demikian usaha Bp. Dicko sebagai praktisi tanaman cabe yang berkolaborasi dengan mas Awi kelompok urban farming yang ada di kelurahan Krayak, beliau bersedia menjadi support suply bibit tanaman cabe berikut ilmunya untuk kelompok urban farming yang ada di kelurahan Krapyak.

Mengacu pada hasil pola kegiatan yang sudah dibentuk oleh POKJA PI Tingkat Kelurahan di Kelurahan Pasirkratonkramat yang memfokuskan kegiatan terhadap penyadartahuan dan pemahaman masyarakat terhadap perubahan iklim yang terjadi di wilayah pesisir kota Pekalongan, sehingga diharapkan masyarakat mampu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang terjadi dan dapat menerapkannya pada pola kehidupan sehari-hari.

Guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim serta mengurangi dampak pemanasan global maka diharapkan masyarakat dapat berperan aktif di lingkungan sekitar dengan menciptakan aksi/ kegiatan adaptasi perubahan iklim yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan kemampuan masyarakat. Namun dengan keterbatasan sarana dan prasaranamengadakan yang ada masyarakat berusaha kegiatan aksi kerja bakti pembersihan gulma enceng gondok di sungai bremi yang kemudian dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku pembuatan pupuk organik asam humat yang seterusnya dimanfaatkan sebagai media tanam untuk kegiatan urban farming yang ada di kelurahan Pasirkratonkramat.

Yang melatarbelakangi adalah bahwa EICHORNIA CRASSIPES SOLMS atau biasa disebut Enceng Gondok yang tumbuh dan berkembang dengan cepat di sungai Bremi menjadi Gulma yang menutupi aliran sungai, sehingga apabila banjir menjadi penghalang lancarnya air sungai yang mengalir ke laut.

Pokja PI Kelurahan Pasirkratonkramat berinisiatif dan membuat inovasi mengubah gulma enceng gondok menjadi barang yang bermanfaat menjadi Pupuk organik yang nantinya dipergunakan untuk pemupukan tanaman urban farming.

Menurut literatur, Enceng gondok mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu senyawa Asam Humat, senyawa yang dapat mengaktifkan mikro organisme dalam tanah sehingga mikro organisme tersebut dapat mengubah bahan-bahan organik menjadi unsur hara yang siap diserap oleh tanaman, sehingga asam humat dapat mengubah tanah menjadi subur atau disebut juga soil codition/pembenah tanah.

Yang menjadi masalah adalah Gulma enceng gondok yang tumbuh dan berkembang dengan cepat di sungai Bremi menjadi sesuatu yang mengganggu karena menutupi permukaan sungai, sehingga apabila banjir menjadi penghalang lancarnya air sungai yang mengalir ke laut. Kegiatan tersebut adalah memanfaatkan gulma enceng gondok menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, sedangkan tujuan dari kegiatan tersebut adalah membersihkan gulma enceng gondok yang ada di sungai Bremi, membuat aliran sungai menjadi lancer, memanfaatkan gulma enceng gondok menjadi barang yang bermanfaat, dan menjadikan pupuk organik asam humat enceng gondok media tanam pada urban farming yang ada di kelurahan Pasirkratonkramat 

Pemecahan masalah tersebut adalah dengan membersihkan gulma enceng gondok yang tumbuh dan berkembang dengan cepat di sungai Bremi agar apabila banjir tidak menjadi penghalang lancarnya air sungai yang mengalir ke laut.

Panen Hasil Kebun Urban Farming Kelurahan Krapyak

Pada tanggal 08 Agustus 2023, kelompok urban farming “Nusa Indah” RW 10, Kelurahan Krapyak melakukan panen hasil kebun yang kelima kalinya. Sejauh ini, terong merupakan tanaman yang adaptif di wilayah pesisir dan tumbuh dengan baik.

Hasil panen kelima ini sejumlah 3 kg, sama dengan jumlah hasil panen di 4 periode sebelumnya. Umur panen terong biasanya setelah 2,5-3 bulan. Selanjutnya panen dapat dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Pemanenan selanjutnya dilakukan dengan memilih buah yang sudah siap dipetik. Dalam satu kali musim tanam, panen dapat dilakukan hingga 24 kali.

Pemanenan buah terong dapat dilakukan dengan cara memotong pangkal tangkai buah.

Hasil dari panen tersebut dijual ke masyarakat sekitar dan digunakan untuk iuran membayar air PDAM.

Tidak hanya itu, kelompok maupun masyarakat terdekat dapat mengambil hasil panen secara cuma-cuma dan digunakan untuk memasak.

Bremi Reborn

Bremi Reborn adalah sebuah komunitas paguyuban pemuda kramatsari kelurahan Pasirkratonkrmat yang terdiri dari sekumpulan pemuda kramatsari yang berdomisili di RW 11 dan RW 12. Seperti yang sudah menjadi tradisi disetiap 17 Agustus, sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang senantiasa merayakan Hari kemerdekaannya di Kramatsari pun tidak ketinggalan untuk ikut merayakannya.

Dalam menyambut HUT RI yang ke-78 pada tanggal 20 Agustus 2023 Bremi Reborn menggelar acara gerak jalan sehat yang diikuti oleh ribuan warga kelurahan Pasirkratonkramat. Ali Imron sebagai ketua panitia mengucapkan terimakasih serta bersyukur atas partisipasi dan antusias dari para warga yang telah mengikuti gerak jalan sehat yang menurutnya acara gerak jalan sehat ini bertujuan untuk memupuk rasa persaudaraan dan kerukunan antar warga, terlebih lagi dalam momen menyambut HUT RI ke-78. Diharapkan para warga bisa lebih mengenal satu sama lain, lebih bisa akrab satu sama lain, dan selalu bisa menjaga kekompakan bersama antar warga. Adapun sebagai hadiah berbagai doorprice dalam acara gerak jalan sehat ini seperti: Mesin cuci, Kompor listrik, Kipas angin, Setrika, dan hadiah lainnya.

Keseruan dalam menyambut HUT RI ke-78 ini Bremi Reborn juga menggelar acara Semarak HUT Kemerdekaan dengan menghadirkan Pasar Jajan, Pameran kuliner olahan dari Ketela, serta Panjat Pinang, juga Lomba Karambol, serta Lomba Karaoke.

Gebyar Bremi Reborn disambut secara meriah dengan penuh antusias oleh para warga kelurahan Pasirkratonkramat. Dwi Indah Widiastuti, S.E. selaku lurah Pasirkratonkramat mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh panitia Bremi Reborn, menurutnya kegiatan ini merupakan bentuk semangat gotong royong para warga untuk memeriahkan HUT RI ke-78, beliau berharap dengan kegiatan ini bisa terus dilestarikan untuk menjaga silahturrahmi dan kekompokan antar warga. Sedangkan Ali Imron selaku ketua pelaksana berharap untuk kedepan akan bisa menyelenggarakan pentas seni untuk para warga, hal ini disampaikan karena keterbatasan dana sehingga acara pentas seni untuk para warga belum bisa dilaksanakan.

Dana yang diperoleh untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut diperoleh dari gotong royong panitia, dan para donatur seperti beberapa hotel yang berada di kramatsari, Para pengusaha konveksi dan batik, Anggota dewan sebagai tokoh masyarakat kramatsari, Indosat, serta Batik TV Pekalongan.

Masyarakat Degayu Nobar dan Aksi Peduli Dampak Perubahan Iklim

Pokja Perubahan Iklim (PI) Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan bersama Kemitraan mengadakan Sarasehan Nobar dan Aksi Peduli Bersama untuk Degayu di Halaman Kelurahan Degayu, Jumat malam (6/10/2023). Film Degayu: Against The Shore ini oleh ClimArt mengusung kampanye #AgainstTheShore, yang bertujuan untuk membangun aksi kolaboratif demi menemukan solusi dan inovasi kreatif bagi wilayah terdampak krisis iklim.

Fokus utama film ini terletak pada banjir rob yang kini mengancam pesisir jalur Pantai Utara Jawa Tengah. Kondisi semacam ini telah dialami Desa Simonet dan kini melanda Kelurahan Degayu. 

Lurah Degayu, Fariki menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang dilakukan bersama dengan Kemitraan sehingga dapat terlaksana acara nonton bareng ini untuk mengedukasi masyarakat Degayu. “Masyarakat harus mengetahui kondisi Kelurahan Degayu seperti apa dan hal-hal apakah yang perlu dilaksanakan, serta cara menyikapi dampak perubahan iklim di Degayu,” terang Fariki. 

Disebutkan Fariki, upaya untuk swadaya masyarakat Degayu tinggi, kemaren peninggian jalan di Padukuhan Clumprit menggunakan swadaya masyarakat, belum ada bantuan lain. “Di samping ada dana Kelurahan, semampu kita untuk membangun jalan yang terdampak rob,” kata Fariki. 

Sementara itu, Muhammad Faisal Latif sebagai Ketua Pokja Perubahakn Iklim menjelaskan, perubahan iklm yang ia rasakan sejak 2009 ada tanda-tanda banjir rob di Degayu, tetapi yang masuk di Degayu sifatnya datang terus dan pergi di bulan tertentu di Desember Januari.

“Tapi seiring berjalannya waktu 2017 banjir sudah tidak seperti dulu, lebih sering datang masuk rumah kami dan di 2019 benar-benar Kelurahan Degayu terendam secara keseluruhan. Di wilayah Clumprit sampai sekarang dari 2019 tidak pernah surut terakhir masih ada genangan semata kaki. Karena genangan dari 2019 jalanpun licin dan berlumut dan infrastruktur rusak,” beber Faisal. 

Diungkapkan Faisal, yang paling mencolok adalah perubahan sumber ekonomi masyarakat, dulu swasembada padi sekarang tidak ada lahan yang dikelola, dan menyebar ke sektor lain kerusakan infrastruktur, jalan, sarana prasarana kesehatan dan munculnya penyakit-penyakit. “Terjadi secara perlahan masyarakat yang sudah kehilangan mata pencaharian berfikir karena menganggur akhirnya edukasi dari pihak luar datang membuat masyarakat Degayu adaptasi mencari sumber ekonomi dulu petani sekarang menjadi pencari ikan liar di malam hari,” pungkas Faisal. 

Kegiatan Pelatihan dan Instalasi Hidroponik Kelurahan Kandang Panjang

Kelompok Wanita Tani (KWT) Kencana Jaya bersama Kelompok Kerja Perubahan Iklim (Pokja PI) dan warga RW 9 Kelurahan kandang panjang mengikuti kegiatan pelatihan hidroponik  yang bertempat di Mushola Al Muhajirin. Pelatihan hidroponik di kandang panjang merupakan kegiatan bagian dari aksi adapatasi perubahan iklim setelah adanya sosialisasi Rencana Aksi Daerah Adapatasi Perubahan Iklim (RAD API). Kegiatan ini disupport oleh kemitraan partnership yang diinisiasi Pokja PI Kandang Panjang berdasarkan hasil rapat koordinasi pada tanggal 20 Juni 2023 mengacu pada rencana kerja yang telah disusun di bulan januari 2023.

Lurah Kandang Panjang dan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan ikut serta hadir dan mendampingi kegiatan pelatihan ini. Dalam sambutannya,  lurah kandang panjang berharap pelatihan hidroponik bisa dimanfaatkan dengan baik dan dapat berkelanjutan. Jika warga masyarakat telah mengetahui cara bercocok tanam dengan metode hidroponik,  pasca panen warga dapat mengkonsumsi untuk kebutuhan sendiri dan menjual sayuran tersebut yang nantinya akan meningkatkan pendapatan warga masyarakat.

Bambang Kundar Eko dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Kabupaten Pekalongan menjadi narasumber dalam kegiatan pelatihan hidroponik ini. Dalam materinya dia menyampaikan mulai dari pengertian Hidroponik, sejarah hidroponik, kelebihan dan kekurangan bercocok tanam dengan metode hidroponik, bahan-bahan yang digunakan, system hidrponik dan terakhir ditutup dengan pembuatan instalasi hidroponik menggunakan rak pipa dan rak kayu media sterofoam.

“Hidroponik adalah suatu budidaya menanam dengan mamakai air tanpa memakai tanah dan menekankan penambahan kebutuhan nutrisi untuk tanaman,” tutur  Bambang Kundar Eko diawal penyampaian materinya.

Bambang Kundar Eko atau sapaan akrabnya pak eko menjelaskan dalam instalasi hidroponik di KWT Kencana Jaya terdapat 6 pipa paralon, yang masing-masing pipa dilubangi dengan jarak 20 cm sehingga 1 pipa terdapat 20 lubang, total untuk instalasi pipa menghasilkan 120 lubang. Sedangkan untuk instalasi media sterofoam ada 7 buah, di setiap sterofoam terdapat 5 lubang dengan jarak 15 cm sehingga untuk media sterofoam akan menghasilkan 35 lubang. Bibit yang diguanakan dalam pelatihan hidroponik ini adalah tanaman pakcoy yang nanti dapat dipanen setelah 30 hari.

Kerajinan Limbah Plastik Bernilai Jual Tinggi

Pelatihan kerajinan limbah plastik bernilai jual tinggi untuk ibu rumah tangga merupakan inisiatif yang luar biasa dari Pokja Perubahan Iklim Kelurahan Panjang Baru. Bekerja sama dengan Kemitraan Partnership dan Rumah BUMN BRI Kota Pekalongan yang diadakan pada tanggal 26 Maret 2024, kegiatan ini bertujuan agar ibu rumah tangga bisa lebih kreatif sehingga bisa memperbaiki perekonomian keluarga. Peserta yang terlibat pada pelatihan ini berjumlah 30 orang.

Novianti, fasilitator Rumah BUMN BRI Kota Pekalongan mengatakan: “Harapan saya, masyarakat Panjang Baru bisa lebih kreatif dan memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi produk nilai jual.”

Menggunakan limbah plastik untuk membuat produk bernilai tinggi tidak hanya membantu mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi kepada ibu rumah tangga. Dengan pelatihan yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan, ibu rumah tangga dapat mengubah limbah menjadi sumber penghasilan yang berkelanjutan dan memiliki dampak positif bagi lingkungan serta masyarakat lokal.

Sosialisasi Sistem Verticultur dan Irigasi Tetes sebagai Metode Alternatif Pertanian Cerdas Iklim

Pada Rabu, 27 Maret 2024, Pokja PI Kelurahan Padukuhan Kraton mengadakan Sosialisasi Sistem Verticultur dan Irigasi Tetes sebagai Metode Alternatif Pertanian Cerdas Iklim bertempat di Kebun Utari Jalan Manunggal 2 RT 2 RW 1 Kelurahan Padukuhan Kraton. Sosialisasi dihadiri oleh 21 peserta (7 laki-laki dan 14 perempuan) terdiri dari perwakilan Pokja PI, perangkat kelurahan (Lurah), LPM, Rumah Data, dan pegiat pertanian sekala rumah tangga di Kelurahan Padukuhan Kraton.

Widya Putry Nugroho, Lurah Padukuhan Kraton, menyempatkan hadir dan sekaligus membuka acara sosialisasi, Putry berharap dengan adanya contoh instalasi irigasi tetes di Kebun KT Utari semoga ditengah kesibukan dan keterbatasan lahan di tengah perkotaan warga bisa temotivasi untuk bertani di rumah. Dengan sistem seperti ini penyiraman lebih mudah, hemat tenaga, dan waktu. Selain itu Putry juga mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan dari Kemitraan, Pokja PI, serta KT Utari yang telah memfasilitasi pembuatan instalasi sampai dengan terlaksanannya sosialisasi.

Materi sosialisasi disampaikan oleh Slamet seorang praktisi pertanian dari Kelompok Tani Utari. Ia menyampaikan bahwa vertikultur merupakan metode pertanian atau bercocok tanam kearah vertical atau bertingkat. Vertikultur dilakukan menggunakan struktur atau model wadah tertentu sesuai dengan kondisi tempat dan keinginan. “seperti yang bapak/ibu lihat disini ada yang menggunakan rak susun dan juga pot gantung” tutur Slamet.

Sistem budadaya pertanian secara vertikultur atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas. “Seperti yang kita ketahui bersama disamping wilayah kita disamping merupakan perkotaan dan pemukiman yang padat sehingga lahan pertanian terbatas tantangan selanjutnya adalah wilayah kita sangat rawan terjadi banjir dan rob sehingga metode ini bisa menjadi alternative baik menggunakan rak maupun digantung “ ujar Slamet.

Sambil mensimulasikan irigasi tetes dengan membuka stop kran Slamet juga menyampaikan bahwa sistem irigasi tetes adalah metode penyiraman yang memanfaat gaya grafitasi air dari tandon turun melalui selang/pipa kemudian sampai ke media tanam. Sistem irigasi ini memiliki kelebihan untuk mempermudah dalam penyiraman tanaman, hemat tenaga, hemat air serta dengan waktu yang singkat (sekitar 3 menit) sudah dapat mengairi sekitar lebih dari 100 pot/polibag media tanam.

Teguh, salah satu peserta, menanyakan saat air keluar dari pipa tadi air hanya menyiami ke media tanah tidak ke daun apa itu tidak masalah? Kemudian Slamet menjelaskan tidak masalah akar akan menyerap air dari tanah ke daun.

Di media pot gantung Kebun Utari memanfaatkan botol gallon air mineral, sistem tanam dilakukan secara tumpang sari yaitu di bagian atas pot ditanami cabai sedangkan bagian bawah pot ditanemi terong dan dibagian tanah ditanami ubi jalar. “nanti apa tidak terjadi rebutan nutrisi Pak Slamet” tanya Endang perwakilan dari PKK. Slamet menjawab bahwa nutrisi bisa diatur dan dipenuhi dengan pemberian pupuk yang teratur dan terukur.

Di akhir acara lurah menyampaikan harapannnya agar sistem vertikultur dan irigasi tetes ini dapat dikembangkan di level rumah tangga dengan alat dan bahan yang lebih sederhana dengan biaya yang terjangkau. Acara ditutup dengan foto bersama.