Aquaponik Alternatif Ketahanan Pangan dalam Adaptasi Perubahan Iklim
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang di atas normal. Pertanyaannya, bagaimana kalau tidak ada hujan tapi banjir? Ternyata selain akibat hujan, banjir juga dapat terjadi, seperti yang dialami oleh Kelurahan Degayu. Banjir yang terjadi kelurahan yang teletak di pesisir utara jawa tersebut akibat dari naiknya permukaan air laut, karena faktor […]
Dreams Come True
Dusun Clumprit merupakan salah satu Dusun di Kelurahan Degayu, Kota Pekalongan yang terdampak banjir dan rob sangat parah. Letak geografis yang cekung seperti mangkok, menyebabkan genangan air enggan pergi. Bertahun- tahun tergenang banjir dan rob hingga warga jarang melihat daratan, dan lupa rasanya menyapu rumah akibat tergenang air. Bertahun- tahun hanya bisa pasrah dan berswadaya […]
Hadapi Perubahan Iklim, Dinperpa Buka Lahan Tidur Pasca Tergenang Rob
Dinperpa Buka Lahan Tidur…
KEMITRAAN dan Pemerintah Kota Pekalongan Berkolaborasi Atasi Banjir Rob
Kota Pekalongan, 18 Juli 2024 – Lembaga Kemitraan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan dan masyarakat setempat dalam penanganan banjir rob yang telah menjadi masalah tahunan bagi warga Kandang Panjang. Sejumlah langkah strategis telah diambil untuk mengurangi dampak dan mencegah terulangnya bencana ini di masa mendatang. Dalam mengatasi banjir rob dikota Pekalongan, Kepala DPUPR, Bapak Bambang […]
Pelatihan Hidroponik Kelurahan Kandang Panjang
Pelatihan dan instalasi hidroponik kelurahan kandang panjang
Dinperpa Kota Pekalongan Dampingi Kegiatan Aksi Perubahan Iklim di Panjang Wetan
Kegiatan Aksi Perubahan Iklim dilaksanakan di Kelurahan Panjang Wetan pada tanggal 29 Maret 2024. Kegiatan ini didampingi langsung oleh Para Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan. Dalam kegiatan tersebut hadir pula Kartoyo, A.Md. (Lurah Panjang Wetan) beserta jajarannya, tokoh masyarakat, kelompok ibu-ibu penggiat tanaman serta tentunya fasilitator dari Kemitraan. Dalam kegiatan aksi tersebut […]
Pokja PI Krapyak Lakukan Aksi Tanam Pohon dan Pembuatan Pupuk Kompos dari Daun Ketapang
Kegiatan Pembuatan Komposter Sederhana Sistem Ember Tumpuk dengan Memanfaatkan Daun Ketapang Kering dan Penanaman Pohon Buah Mangga Menggunakan Planter Bag di TK Sudirman 03 Krapyak
Kegiatan ini dilakukan pada 27 Maret 2024 pukul 10.00 WIB di TK Sudirman Krapyak. Sebagai informasi bahwa komposter ember tumpuk merupakan alat pemroses pupuk yang dibuat dengan menyatukan 2 buah ember yang disusun bertingkat. Dalam membuat komposter ini, pokja PI Krapyak memanfaatkan daun Ketapang kering yang berserakan di TK Sudirman 03 Krapyak agar tidak melulu dibakar. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan komposter yaitu 3 buah ember lengkap dengan tutup, kran air, pisau, solder, gunting, lem pipa, EM4 dan daun ketapang kering.
Berikut cara membuatnya :
Membuat lubang-lubang kecil dengan diameter 5 mm pada bagian bawah dan samping atas ember pertama. Kemudian rapikan lubang tersebut menggunakan pisau.
Membuat satu lubang pada badan ember kedua sebagai tempat untuk memasukkan kran air. Pasang kran pada lubang yang sudah dibuat dan pastikan tidak bocor. Kran tersebut nantinya digunakan untuk mengalirkan air lindi atau bakal pupuk organik cair.
Potong melingkar tutup ember kedua dan sisakan bagian tepinya sebagai alas atau penyangga ember pertama.
Setelah itu, tumpuk kedua ember tersebut dan pastikan benar-benar sudah kencang. Agar lebih menyatu dengan sempurna, Anda dapat menggabungkannya menggunakan lem pipa. Ember pertama berada di bagian atas sedangkan ember kedua berada di bawahnya.
Setelah jadi, ember tumpuk siap digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik cair.
Cara kerja dari komposter ember tumpuk, yakni:
Sampah organik dari aktivitas rumah tangga yang sudah dipilah dimasukkan kedalam ember secara apa adanya. Artinya tidak perlu dipotong menjadi kecil dan tidak perlu dicuci. Kemudian ditutup rapat tanpa celah. Hawa panas dan lembab di dalam ember akan membantu mikroba bawaan sampah organik cepat berkembang.
Aroma yang dihasilkan oleh sampah organik dalam ember akan keluar melalui lubang kecil yang dapat mengundang induk lalat Hi untuk datang meletakkan telurnya. Dalam beberapa jam saja, telur dari indukan larva Hi tersebut akan menetas menjadi larva muda dan mulai bergerak masuk menuju material yang mulai terombak.
Tumpukan sampah tersebut akan menghasilkan air lindi yang akan mengalir ke ember bawah melalui lubang-lubang kecil. Air lindi yang dihasilkan tidak dapat langsung diambil, tetapi perlu dibiarkan terlebih dahulu dalam ember bawah selama kurang lebih 1 bulan.
Setelah didiamkan kurang lebih satu bulan, baru dapat dilanjutkan pada proses pematangan lindi menjadi pupuk organik cair. Yaitu dengan cara membuka kran pada ember bagian bawah. Lindi dimasukkan ke dalam botol bening, tutup botol tersebut tetapi jangan terlalu kencang (kendor), kemudian jemur dibawah terik matahari hingga warnanya berubah menjadi hitam coklat dan baunya tidak menyengat.
Pupuk cair organik yang sudah jadi, dapat digunakan dengan cara mengencerkannya menjadi 5%. Yaitu sekitar 3 sendok makan pupuk cair yang ditambah dengan 1 liter air. Larva Hi dan kompos yang ada di dalam ember dapat dipanen secara berkala. Larva Hi dapat digunakan sebagai pakan ternak, serta kompos yang dihasilkan dapat ditiriskan dan diayak sebelum digunakan.
Selain membuat komposter menggunakan ember tumpuk, Pokja PI Krapyak juga melakukan penanaman 3 pohon buah mangga menggunakan planter bag. Semua elemen turut bekerjasama dalam melakukan kegiatan ini dan harapannya dapat menjadi teladan bagi wilayah lain agar dapat turut menghijaukan lingkungan sekitar serta memanfaatkan limbah rumah tangga maupun organik agar tidak sia-sia.
Siswa-Siswi TK Sudirman 03 Krapyak Diajak Tanam Benih Sayuran dan Pohon
Kegiatan ini diinisiasi oleh Pokja PI bersama TK Sudirman 03 Krapyak dengan tujuan untuk membentuk karakter anak-anak agar mencintai lingkungan serta sebagai upaya ketahanan pangan. Oleh sebab itu, Pokja PI Krapyak melakukan kolaborasi bersama Dinperpa dan DLH Kota Pekalongan untuk dapat memberikan dukungan berupa bibit tanaman, alat berkebun dan pendampingan kegiatan. Pihak Dinperpa dan DLH Kota Pekalongan sangat mendukung adanya kegiatan ini. Selain itu, pihak TK Sudirman 03 Krapyak juga didukung oleh Dinas Pendidikan dengan adanya muatan lokal terkait kebencanaan dan lingkungan sehingga kegiatan menanam menjadi sinkron dilaksanakan dan diharapkan mampu mendidik anak-anak agar peka terhadap perubahan iklim yang semakin marak terjadi.
Pada tanggal 21 Februari 2024, telah dilakukan kegiatan pra menanam dengan memberikan edukasi kepada siswa-siswi TK Sudirman 03 Krapyak tentang pengenalan dan pencampuran media tanam yang akan digunakan untuk kegiatan menanam kangkung menggunakan gelas plastik bekas dan pohon buah menggunakan ban bekas. Media tanam yang dikenalkan kepada siswa-siswi berupa sekam, kascing, kompos dan tanah. Para siswa-siswi juga diminta untuk membawa gelas plastik bekas dari rumah masing-masing dan diberi nama untuk memudahkan meilihat progress pertumbuhan tanaman per individu. Hal ini bertujuan agar siswa-siswi memiliki tanggungjawab terhadap tanaman yang sudah mereka tanam dan mengetahui proses dari semai hingga panen. Dalam kegiatan ini tentu didampingi oleh guru atau pihak sekolah dan wali murid yang bersangkutan.
Untuk kegiatan menanam kangkung, pohon buah mangga dan buah jambu dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Februari 2024 pukul 08.30 di TK Sudirman 03 Krapyak yang berlokasi di Jl. Kruing Raya Slamaran, RT 06 RW 10, Krapyak. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Kegiatan ini diikuti oleh 22 siswa-siswi (8 laki-laki dan 14 perempuan), 4 guru Perempuan (Martini, Silvi, Salma dan Nurul), 5 perwakilan wali murid (Perempuan), 3 penyuluh dari Dinperpa (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan) Kota Pekalongan (1 laki-laki dan 2 perempuan), 1 penyuluh dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Pekalongan (laki-laki), 1 perwakilan laki-laki dari pengawas Dinas Pendidikan Kota Pekalongan (Bapak Budi), 4 perwakilan Pokja PI Krapyak yaitu Fajar, Romlah, Naili, Aisyah (1 laki-laki, 3 perempuan) serta fasilitator kemitraan. Sesuai dengan job desknya, penyuluh dari Dinperpa berperan dalam mengedukasi siswa-siswi saat menanam kangkung dan penyuluh dari DLH berperan saat menanam pohon buah.
Kegiatan menanam diawali dengan perkenalan, berdoa dan bernyanyi bersama lalu dilanjutkan dengan arahan dari Dinperpa (Nur dan Lazim) untuk memasukkan media tanam dan benih kangkong sebanyak 10 biji kedalam masing-masing gelas plastik bekas lalu menyiram tanaman tersebut dan meletakkan dengan rapi di sebuah meja yang telah disediakan. Usai menanam kangkung, siswa-siswi diarahkan oleh penyuluh DLH (Imam) untuk menanam pohon mangga dan jambu menggunakan ban bekas dengan melepas bibit pohon dari polybag dan dimasukkan kedalam lubang yang telah berisikan media tanam.
Seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini saling bahu-membahu agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar, dimulai dari pendampingan saat menanam sampai dengan dokumentasi kegiatan. Siswa-siswi pun sangat senang bermain dengan tanah, melakukan kegiatan menanam sehingga dapat menjadi bahan edukasi dalam kegiatan belajar mereka di sekolah. Kegiatan ini tidak berhenti hanya sampai menanam saja namun siswa-siswi akan dipandu oleh pihak sekolah dalam melihat perkembangan pertumbuhan tanaman dan ketika sudah panen akan diadakan acara memasak dan makan bersama.
Pembangunan MCK Adaptif di Bandengan
Solusi penanganan dampak banjir dengan pembangunan MCK adaptif
Kegiatan Pelatihan dan Instalasi Hidroponik Kelurahan Kandang Panjang
Kelompok Wanita Tani (KWT) Kencana Jaya bersama Kelompok Kerja Perubahan Iklim (Pokja PI) dan warga RW 9 Kelurahan kandang panjang mengikuti kegiatan pelatihan hidroponik yang bertempat di Mushola Al Muhajirin. Pelatihan hidroponik di kandang panjang merupakan kegiatan bagian dari aksi adapatasi perubahan iklim setelah adanya sosialisasi Rencana Aksi Daerah Adapatasi Perubahan Iklim (RAD API). Kegiatan […]