KIBAS

Pokja PI Krapyak Lakukan Aksi Tanam Pohon dan Pembuatan Pupuk Kompos dari Daun Ketapang

Kegiatan Pembuatan Komposter Sederhana Sistem Ember Tumpuk dengan Memanfaatkan Daun Ketapang Kering dan Penanaman Pohon Buah Mangga Menggunakan Planter Bag di TK Sudirman 03 Krapyak

Kegiatan ini dilakukan pada 27 Maret 2024 pukul 10.00 WIB di TK Sudirman Krapyak. Sebagai informasi bahwa komposter ember tumpuk merupakan alat pemroses pupuk yang dibuat dengan menyatukan 2 buah ember yang disusun bertingkat. Dalam membuat komposter ini, pokja PI Krapyak memanfaatkan daun Ketapang kering yang berserakan di TK Sudirman 03 Krapyak agar tidak melulu dibakar. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan komposter yaitu 3 buah ember lengkap dengan tutup, kran air, pisau, solder, gunting, lem pipa, EM4 dan daun ketapang kering.

Berikut cara membuatnya :
Membuat lubang-lubang kecil dengan diameter 5 mm pada bagian bawah dan samping atas ember pertama. Kemudian rapikan lubang tersebut menggunakan pisau.
Membuat satu lubang pada badan ember kedua sebagai tempat untuk memasukkan kran air. Pasang kran pada lubang yang sudah dibuat dan pastikan tidak bocor. Kran tersebut nantinya digunakan untuk mengalirkan air lindi atau bakal pupuk organik cair.
Potong melingkar tutup ember kedua dan sisakan bagian tepinya sebagai alas atau penyangga ember pertama.
Setelah itu, tumpuk kedua ember tersebut dan pastikan benar-benar sudah kencang. Agar lebih menyatu dengan sempurna, Anda dapat menggabungkannya menggunakan lem pipa. Ember pertama berada di bagian atas sedangkan ember kedua berada di bawahnya.
Setelah jadi, ember tumpuk siap digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik cair.
Cara kerja dari komposter ember tumpuk, yakni:
Sampah organik dari aktivitas rumah tangga yang sudah dipilah dimasukkan kedalam ember secara apa adanya. Artinya tidak perlu dipotong menjadi kecil dan tidak perlu dicuci. Kemudian ditutup rapat tanpa celah. Hawa panas dan lembab di dalam ember akan membantu mikroba bawaan sampah organik cepat berkembang.
Aroma yang dihasilkan oleh sampah organik dalam ember akan keluar melalui lubang kecil yang dapat mengundang induk lalat Hi untuk datang meletakkan telurnya. Dalam beberapa jam saja, telur dari indukan larva Hi tersebut akan menetas menjadi larva muda dan mulai bergerak masuk menuju material yang mulai terombak.
Tumpukan sampah tersebut akan menghasilkan air lindi yang akan mengalir ke ember bawah melalui lubang-lubang kecil. Air lindi yang dihasilkan tidak dapat langsung diambil, tetapi perlu dibiarkan terlebih dahulu dalam ember bawah selama kurang lebih 1 bulan.
Setelah didiamkan kurang lebih satu bulan, baru dapat dilanjutkan pada proses pematangan lindi menjadi pupuk organik cair. Yaitu dengan cara membuka kran pada ember bagian bawah. Lindi dimasukkan ke dalam botol bening, tutup botol tersebut tetapi jangan terlalu kencang (kendor), kemudian jemur dibawah terik matahari hingga warnanya berubah menjadi hitam coklat dan baunya tidak menyengat.
Pupuk cair organik yang sudah jadi, dapat digunakan dengan cara mengencerkannya menjadi 5%. Yaitu sekitar 3 sendok makan pupuk cair yang ditambah dengan 1 liter air. Larva Hi dan kompos yang ada di dalam ember dapat dipanen secara berkala. Larva Hi dapat digunakan sebagai pakan ternak, serta kompos yang dihasilkan dapat ditiriskan dan diayak sebelum digunakan.

Selain membuat komposter menggunakan ember tumpuk, Pokja PI Krapyak juga melakukan penanaman 3 pohon buah mangga menggunakan planter bag. Semua elemen turut bekerjasama dalam melakukan kegiatan ini dan harapannya dapat menjadi teladan bagi wilayah lain agar dapat turut menghijaukan lingkungan sekitar serta memanfaatkan limbah rumah tangga maupun organik agar tidak sia-sia.